Ada dua istilah tentang pantai dalam bahasa Indonesia yang sering rancu pemakaiannya, yaitu pesisir (coast) dan pantai (shore). Pesisir adalah daerah darat di tepi laut yang masih mendapat pengaruh laut seperti pasang surut, angin laut dan perembesan air laut. Sedang pantai adalah daerah di tepi perairan yang dipengaruhi oleh air pasang tertinggi dan air surut terendah. Daerah daratan adalah daerah yang terletak di atas dan di bawah permukaan daratan dimulai dari batas garis pasang tertinggi. Daerah lautan adalah daerah yang terletak di atas dan di bawah permukaan laut dimulai dari sisi laut pada garis surut terendah, termasuk dasar laut dan bagian bumi di bawahnya. Garis pantai adalah garis batas pertemuan antara daratan dan air laut, di mana posisinya tidak tetap dan dapat berpindah sesuai dengan pasang surut air laut dan erosi pantai yang terjadi. (Bambang Triatmodjo, Teknik Pantai 1999 , hal 1).
Indonesia adalah negara kepulauan, sehingga memiliki kawasan pantai yang sangat panjang. Kawasan pantai memiliki potensi yang dapat dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat sekitar. Diantaranya untuk pariwisata, pelabuhan, pemukiman, industri, dan tambak. Namun, kawasan pantai juga tak pernah luput dari permasalahan-permasalahan yang muncul sebagai akibat dari pemanfaatan pantai itu sendiri ataupun murni dari faktor alam. Permasalahan yang sering terjadi diantaranya adalah erosi, sedimentasi, pencemaran lingkungan, penurunan air tanah, intrusi air laut, pembelokan muara sungai. Untuk mencegah maupun menanggulangi permasalahan tersebut, dibangunlah bangunan-bangunan pantai seperti pemecah gelombang (breakwater), jetty, groin, dinding pantai (revetmen). (http://eprints.undip.ac.id/25036/1/BAB_I_.pdf)
DESKRIPSI UMUM
Sebenarnya
breakwater atau pemecah gelombang dapat dibedakan menjadi dua macam
yaitu pemecah gelombang sambung pantai dan lepas pantai. Tipe pertama
banyak digunakan pada perlindungan perairan pelabuhan, sedangkan tipe
kedua untuk perlindungan pantai terhadap erosi. Secara umum kondisi
perencanaan kedua tipe adalah sama, hanya pada tipe pertama perlu
ditinjau karakteristik gelombang di beberapa lokasi di sepanjang pemecah
gelombang, seperti halnya pada perencanaan groin dan jetty. Penjelasan
lebih rinci mengenai pemecah gelombang sambung pantai lebih cenderung
berkaitan dengan palabuhan dan bukan dengan perlindungan pantai terhadap
erosi. Selanjutnya dalam tinjauan lebih difokuskan pada pemecah
gelombang lepas pantai.
Breakwater atau dalam
hal ini pemecah gelombang lepas pantai adalah bangunan yang dibuat
sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu dari garis pantai. Pemecah
gelombang dibangun sebagai salah satu bentuk perlindungan pantai
terhadap erosi dengan menghancurkan energi gelombang sebelum sampai ke
pantai, sehingga terjadi endapan dibelakang bangunan. Endapan ini dapat
menghalangi transport sedimen sepanjang pantai.
Seperti
disebutkan diatas bahwa pemecah gelombang lepas pantai dibuat sejajar
pantai dan berada pada jarak tertentu dari garis pantai, maka tergantung
pada panjang pantai yang dilindungi, pemecah gelombang lepas pantai
dapat dibuat dari satu pemecah gelombang atau suatu seri bangunan yang
terdiri dari beberapa ruas pemecah gelombang yang dipisahkan oleh celah.
FUNGSI
Bangunan
ini berfungsi untuk melindungi pantai yang terletak dibelakangnya dari
serangan gelombang yang dapat mengakibatkan erosi pada pantai.
Perlindungan oleh pemecahan gelombang lepas pantai terjadi karena
berkurangnya energi gelombang yang sampai di perairan di belakang
bangunan. Karena pemecah gelombang ini dibuat terpisah ke arah lepas pantai, tetapi masih di dalam zona gelombang pecah (breaking zone).
Maka bagian sisi luar pemecah gelombang memberikan perlindungan dengan
meredam energi gelombang sehingga gelombang dan arus di belakangnya
dapat dikurangi.
Gelombang
yang menjalar mengenai suatu bangunan peredam gelombang sebagian
energinya akan dipantulkan (refleksi), sebagian diteruskan (transmisi)
dan sebagian dihancurkan (dissipasi) melalui pecahnya gelombang,
kekentalan fluida, gesekan dasar dan lain-lainnya. Pembagian besarnya
energi gelombang yang dipantulkan, dihancurkan dan diteruskan tergantung
karakteristik gelombang datang (periode, tinggi, kedalaman air), tipe
bangunan peredam gelombang (permukaan halus dan kasar, lulus air dan
tidak lulus air) dan geometrik bangunan peredam (kemiringan, elevasi,
dan puncak bangunan)
Berkurangnya
energi gelombang di daerah terlindung akan mengurangi pengiriman
sedimen di daerah tersebut. Maka pengiriman sedimen sepanjang pantai
yang berasal dari daerah di sekitarnya akan diendapkan dibelakang
bangunan. Pantai di belakang struktur akan stabil dengan terbentuknya endapan sediment tersebut.
MATERIAL
Untuk
material yang digunakan tergantung dari tipe bangunan itu sendiri.
Seperti halnya bangunan pantai kebanyakan, pemecah gelombang lepas
pantai dilihat dari bentuk strukturnya bisa dibedakan menjadi dua tipe
yaitu: sisi tegak dan sisi miring.
Untuk
tipe sisi tegak pemecah gelombang bisa dibuat dari material-material
seperti pasangan batu, sel turap baja yang didalamnya di isi tanah atau
batu, tumpukan buis beton, dinding turap baja atau beton, kaison beton
dan lain sebagainya.
Gbr 1. Berbagai jenis breakwater sisi tegak
Dari
beberapa jenis tersebut, kaison beton merupakan material yang paling
umum di jumpai pada konstruksi bangunan pantai sisi tegak. Kaison beton
pada pemecah gelombang lepas pantai adalah konstruksi berbentuk kotak
dari beton bertulang yang didalamnya diisi pasir atau batu. Pada pemecah
gelombang sisi tegak kaison beton diletakkan diatas tumpukan batu yang
berfungsi sebagai fondasi. Untuk menanggulangi gerusan pada pondasi maka
dibuat perlindungan kaki yang terbuat dari batu atau blok beton :
Sementara
untuk tipe bangunan sisi miring, pemecah gelombang lepas pantai bisa
dibuat dari beberapa lapisan material yang di tumpuk dan di bentuk
sedemikian rupa (pada umumnya apabila dilihat potongan melintangnya
membentuk trapesium) sehingga terlihat seperti sebuah gundukan besar
batu, Dengan lapisan terluar dari material dengan ukuran butiran sangat
besar.
Gbr 2. Breakwater sisi miring
Dari gambar dapat kita lihat bahwa konstruksi terdiri dari beberapa lapisan yaitu:
- Inti(core) pada umumnya terdiri dari agregat galian kasar, tanpa partikel-partikel halus dari debu dan pasir.
- Lapisan bawah pertama(under layer) disebut juga lapisan penyaring (filter layer) yang melindungi bagian inti(core) terhadap penghanyutan material, biasanya terdiri dari potongan-potongan tunggal batu dengan berat bervariasi dari 500 kg sampai dengan 1 ton.
- Lapisan pelindung utama (main armor layer) seperti namanya, merupakan pertahanan utama dari pemecah gelombang terhadap serangan gelombang pada lapisan inilah biasanya batu-batuan ukuran besar dengan berat antara 1-3 ton atau bisa juga menggunakan batu buatan dari beton dengan bentuk khusus dan ukuran yang sangat besar seperti tetrapod, quadripod, dolos, tribar, xbloc accropode dan lain-lain
Secara
umum, batu buatan dibuat dari beton tidak bertulang konvensional
kecuali beberapa unit dengan banyak lubang yang menggunakan perkuatan
serat baja. Untuk unit-unit yang lebih kecil, seperti Dolos dengan rasio
keliling kecil, berbagai tipe dari beton berkekuatan tinggi dan beton
bertulang (tulangan konvensional, prategang, fiber, besi, profil-profil
baja) telah dipertimbangkan sebagai solusi untuk meningkatkan kekuatan
struktur unit-unit batu buatan ini. Tetapi solusi-solusi ini secara umum
kurang hemat biaya, dan jarang digunakan.
Gbr 3. Beberapa macam material batu buatan
Seiring
perkembangan jaman dalam konstruksi pemecah gelombang lepas pantai juga
mengalami perkembangan. Belakangan juga dikenal konstruksi pemecah
gelombang komposit. Yaitu dengan menggabungkan bangunan sisi tegak dan
bangunan sisi miring. Dalam penggunaan matrial pun dikombinasikan
misalnya antara kaison beton dengan batu-batuan sebagai pondasinya.
METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI
Ada
berbagai macam metode dalam pelaksanaan pembangunan konstruksi pemecah
gelombang lepas pantai baik itu sisi tegak maupun sisi miring. Untuk sis
tegak ada sebuah metode pelaksanaan yang cukup unik pada sebuah
konstruksi pemecah gelombang kaison. Metode ini agak berbeda dan sempat
mejadi pertentangan pada saat ditemukan.
Adapun gambaran umum metode pelaksanannya adalah sebagai berikut:
- Kaison yang terbuat dari beton pracetak diletakan dipermukaan air dengan bagian dasarnya yang terbuka menghadap ke bawah. Dengan mengatur tekanan udara didalam kaison, maka tingkat pengapungannya dapat dikendalikan untuk memastikan stabilitas dan mengatur aliran udaranya selama pemindahan ke lokasi pemasangannya.
Gbr 4. Ilustrasi kaison yang diapungkan dengan mengontrol tekanan udara
- Adapun untuk proses pemindahan kaison kelokasi pemasangan bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan didorong menggunakan sebuah tugboat.
Gbr 5. Ilustrasi pemindahan kaison dengan cara didorong tugboat
- Pada saat sudah berada dilokasi pemasangan, udara didalam kaison dikeluarkan dan kaison ditenggelamkan ke dasar laut dengan mengandalkan beratnya sendiri. Kemudian setelah kaison ditenggelamkan dan berada pada posisi yang telah direncanakan, maka kaison diisi dengan material pengisi untuk meningkatkan kekuatan strukturnya.
- Karena kaison tebuka dibagian dasarnya maka bagian ujungnya hanya mempunyai luasan permukaan yang sangat kecil jika dibandingkan dengan area yang dicakup oleh kaison itu sendiri. Luas permukaan ujung yang kecil ini digabungkan dengan berat kaison yang besar mengakibatkan kaison lebih mudah ditenggelamkan hinga menancap ke dasar laut dengan dengan kedalaman yang cukup. Ini untuk memastikan kaison dapat menahan pergerakan horisontal dari struktur setelah dipasang. Disamping itu juga dimaksudkan agar material dasar laut yang berada dalam cakupan kaison dapat dijadikan sebagai bahan pengisi kaison itu sendiri sebagai salah satu solusi menghemat pemakaian material pengisi.
- Sedangkan jika tanah di dasar laut terlalu lunak untuk mendukung kaison selama pengisian dan setelah dinding-dinding vertikal menembus dasar laut sampai kedalaman yang diinginkan, penurunan selanjutnya dapat dicegah dengan memelihara udara bertekanan yang ada di dalam kaison.
- Kaison itu kemudian diisi dengan cara memompa masuk material kerukan melalui suatu lubang masuk. Ketika material kerukan seperti lumpur dan/atau pasir dipompa masuk kedalam kaison, udara bertekanan yang tersisa dalam kaison itu dikurangi seperti yang dilakukan pada air yang mengisi kaison, sehingga struktur itu berada dibawah dukungan hidrolik sementara.
- Pada akhirnya setelah kaison itu cukup diisi dengan material padat, maka lubang-lubang udara dan hidrolik ditutup dengan beton atau material lain.
Gb5 6. Ilustrasi kaison yang sudah berada pada lokasi pemasangan dan diisi dengan material pengisi
Sedangkan
untuk tipe bangunan sisi miring metode pelaksanaannya tidak jauh
berbeda dengan bangunan pelindung pantai lainya seperti groin dan jeti
yang juga menggunakan konstruksi sisi miring. Yang membedakan hanya
cara pemindahan material dan alat-alat beratnya saja. Karena pemecah
gelombang lepas pantai dibuat
sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu dari garis pantai maka
untuk pemidahan material dan alat berat ke lokasi pemasangan menggunakan
alat transportasi air misalnya kapal atau tongkang pengangkut material.
Adapun metode pelaksanaannya dapat dipilah per lapisan sebagai berikut:
- Untuk lapisan inti (core) material ditumpahkan ke dalam laut menggunakan dump truk. untuk memudahkan penimbunan material oleh truk, bagian inti(core) idealnya mempunyai lebar antara 4-5 meter pada bagian puncak dan kira-kira 0,5 meter di atas level menengah permukaan laut, ketika ada suatu daerah pasang surut yang besar, sebaiknya berada diatas level tertinggi air pasang.
Gbr 7. Pengurugan lapisan inti dengan dump truk
- Lapisan bawah pertama(under layer) yang terdiri dari potongan-potongan tunggal batu. Penempatan batu-batu lapisan ini dapat dilakukan menggunakan ekskavator hidrolis, selain itu juga bisa dengan menggunakan sebuah mobile crane normal jika tersedia ruang yang cukup untuk landasannya. Jangan pernah menggunakan crane dengan ban karet pada lokasi yang tidak rata tanpa landasan yang cukup luas. Ekskavator harus menempatkan batuan yang lebih berat secepat mungkin sehingga bagian inti(core) tidak mengalami hempasan ombak. Jika suatu ombak badai mengenai lokasi dimana terlalu banyak bagian inti(core) yang mengalaminya, maka ada suatu bahaya yang serius pada bagian inti(core) yaitu penggerusan material. Gambar 9 menunjukkan susunan lapisan bawah. Dalam hal ini kemiringan lerengnya adalah 2,5/1 dan jarak H, adalah ketinggian dari puncak lapisan bawah ke dasar laut. Suatu tiang dari kayu harus ditempatkan pada bagian atas inti (core) dan disemen untuk meperkokohnya. Pada jarak sama dengan 2,5 x H, sebuah batu ladung yang berat dengan sebuah pelampung penanda harus ditempatkan di dasar laut. Sebuah senar nilon berwarna terang akan direntangkan dari batu ladung ke ketinggian yang diperlukan (H) pada tiang. Prosedur ini harus diulangi setiap 5 m untuk membantu operator crane atau ekskavator untuk menempatkan puncak lapisan di tingkatan yang benar. Seorang perenang dapat memastikan bahwa masing-masing batu batuan yang terpisah ditempatkan di dalam profil yang dibatasi oleh senar nilon.
Gbr 7. Penempatan batuan lapisan bawah menggunakan ekskavator
- Lapisan pelindung utama (main armor layer). Dalam pelaksanaan penempatan batu maupun batu bauatan dapat menggunakan crawler crane (crane penggerak roda kelabang) atau tracked crane (crane dengan rel). Crane jenis tersebut adalah alat berat yang paling cocok untuk pekerjaan menempatkan batuan berukuran besar. Batu-batu yang besar harus diangkat satu demi satu menggunakan sling atau pencengkram dan harus ditempatkan didalam air dengan pengawasan dari seorang penyelam. Ia harus ditempatkan satu demi satu berdasar urutannya untuk memastikan ia saling berkesinambungan. Hal ini untuk meyakinkan bahwa ombak tidak bisa menarik satu batu ke luar, yang menyebabkan batu-batu pada bagian atas longsor, menerobos lapisan pelindung dan mengakibatkan terbukanya bagian bawah yang batuannya lebih kecil.
Gbr 8. Ilustrasi penempatan batu lapisan pelindung utama menggunakan crane.jpg
- Untuk memastikan bahwa batu-batu ditempatkan dengan baik, penyelam tadi perlu mengarahkan operator crane setiap kali suatu batu ditempatkan sampai lapisan pelindung ini menerobos permukaan air. Sama seperti lapisan bawah, diperlukan dua lapisan pelindung untuk menyelesaikan lapisan pelindung utama. Profil kemiringan dapat diatur pada interval tetap 5 m menggunakan prosedur yang sama.
DAMPAK LINGKUNGAN
Seperti dijelaskan pada bagian sebelumnya bahwa berkurangnya energi
gelombang di daerah terlindung oleh pemecah gelombang akan mengurangi
pengiriman sedimen di daerah tersebut. Maka pengiriman sedimen sepanjang
pantai yang berasal dari daerah di sekitarnya akan diendapkan
dibelakang bangunan. Pengendapan tersebut menyebabkan terbentuknya cuspate. Apabila bangunan ini cukup panjang terhadap jaraknya dari garis pantai, maka akan terbentuk tombolo.
Sedangkan
pengaruh pemecah gelombang lepas pantai terhadap perubahan bentuk garis
pantai dapat dijelaskan sebagai berikut. Apabila garis puncak gelombang
pecah sejajar dengan garis pantai asli, terjadi difraksi di daerah
terlindung di belakang bangunan, di mana garis puncak gelombang membelok
dan berbentuk busur lingkaran. Perambatan gelombang yang terdifraksi
tersebut disertai dengan angkutan sedimen menuju ke daerah terlindung
dan diendapkan di perairan di belakang bangunan. Pengendapan sedimen
tersebut menyebabkan terbentuknya cuspate dibelakang bangunan.
Proses
tersebut akan berlanjut sampai garis pantai yang terjadi sejajar dengan
garis puncak gelombang yang terdifraksi. Pada keadaan tersebut
transport sedimen sepanjang pantai menjadi nol. Seperti terlihat pada
gambar 1-14, dimana arah gelombang dominan hampir tegak
lurus garis pantai asli, garis puncak gelombang dari sisi kiri dan
kanan pemecah berpotongan di titik A. Puncak cuspate akan terjadi pada titik A. Dengan demikian pembentukan tombolo tergantung pada panjang pemecah gelombang lepas pantai dan jarak antara bangunan dengan garis pantai. Biasanya tombolo
tidak terbentuk apabila panjang pemecah gelombang lebih kecil dari
jaraknya terhadap garis pantai. Jika bangunan menjadi lebih panjang dari
pada jaraknya terhadap garis pantai maka kemungkinan terjadinya tombolo semakin tinggi.
Apabila
gelombang datang membentuk sudut dengan garis pantai maka laju
transport sedimen sepanjang pantai akan berkurang, yang menyebabkan
pengendapan sedimen dan terbentuknya cuspate. Pengendapan berlanjut sehingga pembentukan cuspate terus berkembang hingga akhirnya terbentuk tombolo. Tombolo yang
terbentuk akan merintangi/menangkap transport sedimen sepanjang pantai.
Sehingga suplai sedimen kedaerah hilir terhenti yang dapat berakibat
terjadinya erosi pantai di hilir bangunan.
Pemecah
gelombang lepas pantai dapat direncanakan sedimikian sehingga terjadi
limpasan gelombang yang dapat membantu mencegah terbentuknya tombolo. Manfaat lain dari cara ini adalah membuat garis pantai dari cuspate menjadi lebih rata dan menyebar ke arah samping sepanjang pantai. (Sumber; http://aspsipilump.wordpress.com/2009/01/26/breakwater/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar